ADVERBIA
DIALEK BAGANSIAPIAPI
A.
ADVERBIA
DARI SEGI BENTUKNYA
1.
Adverbia
Tunggal
Adverbia
tunggal dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1.1 Adverbia yang berupa kata dasar.
Contoh:
a.
Inyo
bau bangkek ke pokadbau.
(Dia baru berangkat ke Pekanbaru.)
b.
Bajunyo
padek elok.
(bajunya sangat bagus.)
c.
Aku
memasak bubo ajo.
(aku memasak bubur saja.)
1.2 Adverbia yang berupa kata berafiks.
Contoh:
a.
Sebaeknyo kito cecopek membaya pajak
tu
( sebaiknya kita segera membayar pajak itu)
b.
De
eko pandai jugo uponyo
(kamu ini pandai juga rupanya)
c.
Tekonang
ati aku na, aku dah menjomo pakaiad
(rasanya, saya sudah menjemur pakaian)
1.3 Adverbia yang berupa kata ulang
Contoh:
a.
Kami
memaahnyo abih-abihan kemarid.
(kami memarahinya habis-abisan kemarin)
b.
Budak
itu mengondap-ondap di dopad umah mu.
(anak itu mengendap-endap di depan rumahmu.)
c.
Setinggi-tingginyo bangau terbang, jatuhnyo ke
kubang jugo.
(setinggi-tingginya bangau terbang, jatuhnya ke kubang juga.)
2
Adverbia
Gabungan
2.1 Adverbia yang berdampingan.
Contoh:
a.
Lagi
pulo umahnyo bau jadi minggu dopan
(lagi pula
rumahnya baru jadi minggu depan)
b.
Kami
hampe selalu besamo-samo ke kanto.
(kami hampir
selalu bersama-samo ke kantor)
c.
Cumo
jo kito harus menyiapkadnyo secaa matak.
(Hanya saja
kita harus mepersiapkannya secara matang.)
2.2 Adverbia yang tidak berdampingan.
Contoh:
a.
Tuad
cumo buak-buak waktu ajo di siko.
(Kalian hanya
buang-buang waktu saja di sini.)
b.
Inyo
padek sodeh botul mendonga itu.
(Dia sangat
sedih mendengar itu)
c.
Bukan
stres ajo, dio jugo bani bunoh diyi.
(Bukan stres saja,
dia juga berani bunuh diri.)
B.
ADVERBIA DARI SEGI
PERILAKU SINTAKTISNYA
Perilaku
sintaktis adverbia dapat dilihat berdasarkan posisinya terhadap kata atau
bagian kalimat yang dijelaskan oleh adverbia yang bersangkutan. Atas dasar itu,
dapat dibedakan empat macam posisi adverbia, yaitu:
1. Adverbia yang mendahului kata yang diterangkan:
Contoh:
a.
Kelas iko padek
koto.
Kelas itu sangat kotor.)
b.
Pertanyaannyo terlalu
sonak untukku.
(Pertanyaannya terlalu mudah
untukku.)
c.
Aku lobeh tinggi
pado Adit.
(Saya lebih
tinggi daripada Adit.)
2. Adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan:
Contoh:
a.
Mulia botul
cito-citonyo.
(Mulia sekali cita-citanya.)
b.
Kami becito tentak
pengalamad ajo ai ko.
(Kami bercerita
pengalaman saja hari ini.)
c.
Sangek bona muko
de eko.
(Jelek benar
wajah dia itu.)
3. Adverbia yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan:
Contoh:
a.
Begitu pelajaran
selosai, inyo segera balek.
(Begitu pelajaran
selesai, ia segera pulang.)
b.
Kemarin hago boeh padek
mahal.
(Kemarin harga
beras amat mahal.)
4. Adverbia yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan:
Contoh:
a.
Kami cumo mengikuik ajo
perintahnyo.
Kami hanya mengikuti saja perintahnya.
b.
Aku yakid bukad dio
ajo pencuinyo.
Saya yakin bukan dia saja pencurinya.
c.
Bagiku, sonyumnyo padek
manih botul.
(Bagiku, sunyumannya sangat
manis sekali.)
C.
ADVERBIA DARI SEGI
PERILAKU SEMANTISNYA
Berdasarkan perilaku semantisnya, dapat dibedakan delapan jenis adverbia:
1.
Adverbia Kualitatif
Adverbia Kualitatif
adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat,
derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti paling,
sangat, lebih, dan kurang.
Contoh:
a.
Aku palek
suko makanan yak podeh.
(Saya paling suka
makanan yang pedas.)
b.
Pelajarad IPA lebih
susah daripada pelajarad IPS.
(Pelajaran IPA lebih sulit
daripada pelajaran IPS.)
c.
Aku palek suko
masakan jopak.
(Saya paling
suka masakan Jepang.)
2. Adverbia
Kuantitatif
Adverbia Kuantitatif
menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah yang termasuk adverbia ini,
antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup.
Contoh:
a.
Setiok ai manyak
bayi yak lahe ke dunio.
(Setiap hari banyak bayi
yang lahir di dunia.)
b.
Tingkah laku uyak itu sedikik
mencurigakad.
(Tingkah laku orang
itu sedikit mencurigakan.)
c.
Lukonyo manyak
mengeluakad daah.
(Lukanya banyak
mengeluarkan darah.)
3. Adverbia
Liminatif
Adverbia Liminatif
adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan. Kata-kata
seperti hanya, saja, dan sekadar.
Contoh:
a.
Aku cumo memakai
baju itu kalao pesta.
(Saya hanya mengenakan
baju itu saat pesta.)
b.
Kami poi liburad ke
pantai ajo.)
(Kami pergi liburan ke
pantai saja.)
c.
Dio sekedar
mencubo menaik hatiku.
(Dia sekedar mencoba
menarik hatiku.)
4. Adverbia
Frekuentatif
Adverbia Frekuentatif
adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat
kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata yang tergolong
adverbia ini, misalnya: selalu, sering, jarang, dankadang-kadang.
Contoh:
a.
Dio selalu
melukai atiku.
( Dia selalu melukai
hatiku.)
b.
Aku jaak
kelua umah.
(Saya jarang keluar
rumah.)
c.
Kadak-kadak aku tekojuik
dibueknyo.
(Kadang-kadang
saya terkejut dibuatnya.)
5. Adverbia
Kewaktuan
Adverbia Kewaktuan
adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat
terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu. Yang termasuk adverbia
kewaktuan ialah bentuk seperti baru dan segera.
Contoh:
a.
Aku bau jo selosai
mengojo tugas.
(Saya baru selesai
mengerjakan tugas.)
b.
Begitu mendonga sao
bom, kami secopek lai.
(Begitu mendengar suara
bom, kami segera lari.)
c.
Ayah bau sampai ke
umah.
(Ayah baru sampai di
rumah.)
6. Adverbia
Kecaraan
Adverbia Kecaraan
adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana
peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau terjadi. Yang
termasuk adverbia kecaraan ini adalah bentuk-bentuk seperti diam-diam,
secepatnya dan pelan-pelan.
Contoh:
a.
Umak belaja moto pelad-pelad.
(Ibu belajar
motor pelan-pelan.)
b.
Adek poi ke pesta diab-diab.
(Adik pergi ke
pesta diam-diam.)
c.
Kami mengojo tugas secopeknyo.
(Kami mengerjakan tugas
secepatnya.)
7. Adverbia
Kontrastif
Adverbia Kontrastif
adalah adverbia yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang
dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk dalam adverbia kontrastif adalah bentuk
seperti bahkan, malahan, dan justru.
Contoh:
a.
Pemudo itu bukad
pencuri justru dio yak melokku.
( Pemuda itu bukan
pencuri justru dia yang menolongku.)
b.
Usahkan menberi malahad
dio meminta duet tu.
(Jangankan
memberi malahan dia meminta uang itu.)
c.
Bukan cumo menok, bahkan
dio memberi.
(bukan hanya menolong, bahkan
dia memberi.)
8. Adverbia
Keniscayaan
Adverbia Keniscayaan
adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan kepastian
tentang berlangsungnya atau terjadinya hal atau peristiwa yang dijelaskan
adverbia itu. Yang termasuk adverbia keniscayaan adalah seperti niscaya,
pasti, dan tentu.
Contoh:
a.
Kami pasti
poi ke pestamu.
Kami pasti pergi
ke pestamu.
b.
Setiok uyak tuo
tentu ondak anaknyo sukses.
(Setiap orang tua tentu menginginkan
anaknya sukses.)
c.
Kalau kau baek sama
uyak tua, niscaya kau berhasil.
(Kalau kamu baik dengan
orangtua, niscaya kamu berhasil)
D.
ADVERBIA KONJUNGTIF
Adverbia konjungtif adalah adverbia yang menghubungkan satu klausa
atau kalimat dengan klausa atau kalimat yang lain. Contoh adverbia
konjungtif:
contoh:
a.
Kami po belanjo ke
pasa. Abih tu, kami makad sate.
(Kami pergi belanja ke
pasar. Setelah itu, kami makan sate.)
b.
Keadaannyo udah mulai
baek. Bahkan, inyo bisa bejalad lai.
(Keadaannya sudah mulai
membaik. Bahkan, dia bisa berjalan kembali.)
c.
Bundo mengidok daah
tunggi, oleh karena itu sekaang bundo struk.
(Bunda mengidap darah
tinggi, oleh karena itu sekarang bunda struk.)
E.
ADVERBIA PEMBUKA WACANA
Adverbia pembuka wacana
pada umumnya mengawali suatu wacana. Hubungannya pada paragraf sebelumnya
didasarkan pada makna yang terkandung pada paragraf sebelumnya itu.
Adverbia pembuka wacana pada kelompok:
1. masih
sering digunakan
2. umumnya pada naskah satra lama
a. Alkisah, mako pada maso dahulu memerintahlah seoranng raja
yang arif dan bijaksana di daerah iko.
(Alkisah, maka pada masa dahulu memerintahlah seorang raja yang arif dan
bijaksana di daerah ini.)
b.Arkian, mako bagindo ajo yang aref bijaksana mempunyai
putri yang cantek jelita.
Arkian, maka baginda raja yang arif bijaksana mempunyai putri yang cantik
jelita.
c.Syahdan, mako pado suatu ai dataklah ke istana rajo seuyang
jantad tua yak bungkuk.
Syahdan, maka pada suatu hari datanglah ke istana raja seorang lelaki tua
yang bungkuk.
ADVERBIA DAN KELAS KATA LAIN
Berdasarkan kategori
bentuk dasarnya itu, adverbia tunggal masing-masing disebut adverbia deverbal,
adverbia deadjektival, advebia denominal, dan adverbia denumeral.
1.
Adverbia Deverbal
Adverbia Deverbal
dibentuk dari dasar yang berkategori verba. Dalam contoh berikut berikut
adverbia kira-kira, sekitarnya, terlalu, dan tahu-tahu masing-masing
diturunkan dari verba tiba, kira, lalu, dan tahu.
a. inyo
padek peduli samo sahabatnya.
(Dia terlalu peduli pada sahabatnya.)
b. Ia
akad balek kiro-kiro seminggu lai.
(Ia akan pulang kira-kira seminggu lagi.)
d.
Terlalu copek meneimo laradnyo.
(Terlalu
cepat menerima lamarannya.)
2.
Adverbia Deadjektival
Adverbia Deadjektival
diturunkan dari adjektiva, baik melalui reduplikasi maupun afiksasi.
Adverbia diam-diam, sebaiknya, sebenarnya, dan setinggi-tingginyamasing-masing
diturunkan dari dasar diam, baik, benar, dan tinggi yang
berkategori adjektif.
a. Diab-diab
inyo udah memboli umah untuk ibunyo.
(Diam-diam dia telah membeli
rumah untuk ibunya.)
b. Sebaeknyo
kau bekato jujo.
(Sebaiknya kamu berkata
jujur.)
c.Masalah itu sebonanyo sepele.
(Masalah itu sebenarnyo sepele.)
3.
Advebia Denominal
Advebia Denominal
dibentuk dari dasar yang berkategori nomina. Adverbiarupanya, agaknya,
dan malam-malam dalam contoh berikut, misalnya diturunkan dari
kata rupa, agak, naga, dan malam yang berkategori
nomina.
a. Iyo
setiok ai pulang malap-malap.
Ia setiap hari pulang malam-malam.
b. Tanpa
didugo upoyo dia terlibat kasus narkoba.
Tanpa diduga rupanya dia terlibat kasus narkoba.
4.
Adverbia Denumeral
Numeralia juga dapat
membentuk adverbia. Dalam contoh berikut ini adverbia dua-dua, setengah-setengah, dan sedikit-sedikit,
masing-masing diturunkan dari numeralia dua, setengah dan sedikit.
a. Usah
mencintai seseuyang setongah-setongah.
(Jangan mencintai seseorang setengah-setengah.)
b. Pak
Amar sedikik-dikik mengkritik perkataan uyang tu dalab rapat.
Pak Amar sedikit-sedikit mengkritik perkataan orang
itu dalam rapat.
c.kalau bekojo usah setongah-setongah.
Kalau bekerja janga setengah-setengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar