Selasa, 11 Maret 2014

ADVERBIA DIALEK BAGANSIAPIAPI

ADVERBIA DIALEK BAGANSIAPIAPI

A.    ADVERBIA DARI SEGI BENTUKNYA

1.      Adverbia Tunggal
Adverbia tunggal  dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.1  Adverbia yang berupa kata dasar.
Contoh:
a.       Inyo bau bangkek ke pokadbau.
(Dia baru berangkat ke Pekanbaru.)

b.      Bajunyo padek elok.
(bajunya sangat bagus.)

c.       Aku memasak bubo ajo.
(aku memasak bubur saja.)

1.2  Adverbia yang berupa kata berafiks.
Contoh:
a.       Sebaeknyo kito cecopek membaya  pajak tu
( sebaiknya kita segera membayar pajak itu)

b.      De eko pandai jugo uponyo
(kamu ini pandai juga rupanya)

c.       Tekonang ati aku na, aku dah menjomo pakaiad
(rasanya, saya sudah menjemur pakaian)

1.3   Adverbia  yang berupa kata ulang
Contoh:
a.       Kami memaahnyo abih-abihan kemarid.
(kami memarahinya habis-abisan kemarin)

b.      Budak itu mengondap-ondap di dopad umah mu.
(anak itu mengendap-endap di depan rumahmu.)

c.       Setinggi-tingginyo bangau  terbang, jatuhnyo ke kubang jugo.
(setinggi-tingginya bangau terbang, jatuhnya ke kubang juga.)

2        Adverbia Gabungan

2.1  Adverbia yang berdampingan.
Contoh:
a.       Lagi pulo umahnyo bau jadi minggu dopan
(lagi pula rumahnya baru jadi minggu depan)

b.      Kami hampe selalu besamo-samo ke kanto.
(kami hampir selalu bersama-samo ke kantor)

c.       Cumo jo kito harus menyiapkadnyo secaa matak.
(Hanya saja kita harus mepersiapkannya secara matang.)

2.2  Adverbia yang tidak berdampingan.
Contoh:
a.       Tuad cumo buak-buak waktu ajo di siko.
(Kalian hanya buang-buang waktu saja di sini.)

b.      Inyo padek sodeh botul mendonga itu.
(Dia sangat sedih mendengar itu)

c.       Bukan stres ajo, dio jugo bani bunoh diyi.
(Bukan stres saja, dia juga berani bunuh diri.)

B.     ADVERBIA DARI SEGI PERILAKU SINTAKTISNYA

            Perilaku sintaktis adverbia dapat dilihat berdasarkan posisinya terhadap kata atau bagian kalimat yang dijelaskan oleh adverbia yang bersangkutan. Atas dasar itu, dapat dibedakan empat macam posisi adverbia, yaitu:

1.      Adverbia yang mendahului kata yang diterangkan:
Contoh:
a.       Kelas iko padek koto.
Kelas itu sangat kotor.)

b.      Pertanyaannyo terlalu sonak untukku.
(Pertanyaannya terlalu mudah untukku.)

c.       Aku lobeh tinggi pado Adit.
(Saya lebih tinggi daripada Adit.)

2.      Adverbia yang mengikuti kata yang diterangkan:
Contoh:
a.       Mulia botul cito-citonyo.
(Mulia sekali cita-citanya.)

b.      Kami becito tentak pengalamad ajo ai ko.
(Kami bercerita pengalaman saja hari ini.)

c.       Sangek bona muko de eko.
(Jelek benar wajah dia itu.)

3.      Adverbia yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan:
Contoh:
a.       Begitu pelajaran selosai, inyo segera balek.
(Begitu pelajaran selesai, ia segera pulang.)

b.      Kemarin hago boeh padek mahal.
(Kemarin harga beras amat mahal.)

4.      Adverbia yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan:
Contoh:
a.       Kami cumo mengikuik ajo perintahnyo.
Kami hanya mengikuti saja perintahnya.

b.      Aku yakid bukad dio ajo pencuinyo.
Saya yakin bukan dia saja pencurinya.

c.       Bagiku, sonyumnyo padek manih botul.
(Bagiku, sunyumannya sangat manis sekali.)

C.     ADVERBIA DARI SEGI PERILAKU SEMANTISNYA
            Berdasarkan perilaku semantisnya, dapat dibedakan delapan jenis adverbia:

1.            Adverbia Kualitatif
Adverbia Kualitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti paling, sangat, lebih, dan kurang.
Contoh:
a.       Aku palek suko makanan yak podeh.
(Saya paling suka makanan yang pedas.)

b.      Pelajarad IPA lebih susah daripada pelajarad IPS.
(Pelajaran IPA lebih sulit daripada pelajaran IPS.)

c.       Aku palek suko masakan jopak.
(Saya paling suka masakan Jepang.)

2.      Adverbia Kuantitatif
Adverbia Kuantitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah yang termasuk adverbia ini, antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup.
Contoh:
a.       Setiok ai manyak bayi yak lahe ke dunio.
(Setiap hari banyak bayi yang lahir di dunia.)

b.      Tingkah laku uyak itu sedikik mencurigakad.
(Tingkah laku orang itu sedikit mencurigakan.)

c.       Lukonyo manyak mengeluakad daah.
(Lukanya banyak mengeluarkan darah.)

3.      Adverbia Liminatif
Adverbia Liminatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan pembatasan. Kata-kata seperti hanya, saja, dan sekadar.
Contoh:
a.       Aku cumo memakai baju itu kalao pesta.
(Saya hanya mengenakan baju itu saat pesta.)

b.      Kami poi liburad ke pantai ajo.)
(Kami pergi liburan ke pantai saja.)

c.       Dio sekedar mencubo menaik hatiku.
(Dia sekedar mencoba menarik hatiku.)

4.      Adverbia Frekuentatif
Adverbia Frekuentatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu. Kata yang tergolong adverbia ini, misalnya: selalu, sering, jarang, dankadang-kadang.
Contoh:
a.       Dio selalu melukai atiku.
( Dia selalu melukai hatiku.)

b.      Aku jaak kelua umah.
(Saya jarang keluar rumah.)

c.       Kadak-kadak aku tekojuik dibueknyo.
(Kadang-kadang saya terkejut dibuatnya.)

5.      Adverbia Kewaktuan
Adverbia Kewaktuan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu. Yang termasuk adverbia kewaktuan ialah bentuk seperti baru dan segera.
Contoh:
a.       Aku bau jo selosai mengojo tugas.
(Saya baru selesai mengerjakan tugas.)

b.      Begitu mendonga sao bom, kami secopek lai.
(Begitu mendengar suara bom, kami segera lari.)

c.       Ayah bau sampai ke umah.
(Ayah baru sampai di rumah.)

6.      Adverbia Kecaraan
Adverbia Kecaraan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu berlangsung atau terjadi. Yang termasuk adverbia kecaraan ini adalah bentuk-bentuk seperti diam-diam, secepatnya dan pelan-pelan.
Contoh:
a.       Umak belaja moto pelad-pelad.
(Ibu belajar motor pelan-pelan.)

b.      Adek poi ke pesta diab-diab.
(Adik pergi ke pesta diam-diam.)

c.       Kami mengojo tugas secopeknyo.
(Kami mengerjakan tugas secepatnya.)

7.      Adverbia Kontrastif
Adverbia Kontrastif adalah adverbia yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk dalam adverbia kontrastif adalah bentuk seperti bahkan, malahan, dan justru.
Contoh:
a.       Pemudo itu bukad pencuri justru dio yak melokku.
( Pemuda itu bukan pencuri justru dia yang menolongku.)

b.      Usahkan menberi malahad dio meminta duet tu.
(Jangankan memberi malahan dia meminta uang itu.)

c.       Bukan cumo menok, bahkan dio memberi.
(bukan hanya menolong, bahkan dia memberi.)

8.      Adverbia Keniscayaan
Adverbia Keniscayaan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan kepastian tentang berlangsungnya atau terjadinya hal atau peristiwa yang dijelaskan adverbia itu. Yang termasuk adverbia keniscayaan adalah seperti niscaya, pasti, dan tentu.
Contoh:
a.       Kami pasti poi ke pestamu.
Kami pasti pergi ke pestamu.

b.      Setiok uyak tuo tentu ondak anaknyo sukses.
(Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya sukses.)

c.       Kalau kau baek sama uyak tua, niscaya kau berhasil.
(Kalau kamu baik dengan orangtua, niscaya kamu berhasil)


D.    ADVERBIA KONJUNGTIF

Adverbia  konjungtif adalah adverbia yang menghubungkan satu klausa atau kalimat dengan klausa atau kalimat yang lain. Contoh adverbia konjungtif:        
contoh:

a.            Kami po belanjo ke pasa. Abih tu, kami makad sate.
(Kami pergi belanja ke pasar. Setelah itu, kami makan sate.)

b.            Keadaannyo udah mulai baek. Bahkan, inyo bisa bejalad lai.
(Keadaannya sudah mulai membaik. Bahkan, dia bisa berjalan kembali.)

c.            Bundo mengidok daah tunggi, oleh karena itu sekaang bundo struk.
(Bunda mengidap darah tinggi, oleh karena itu sekarang bunda struk.)

E.     ADVERBIA PEMBUKA WACANA

Adverbia pembuka wacana pada umumnya mengawali suatu wacana. Hubungannya pada paragraf sebelumnya didasarkan pada makna yang terkandung pada paragraf  sebelumnya itu.

Adverbia pembuka wacana pada kelompok:
1.      masih sering digunakan                    2. umumnya pada naskah satra lama
a. Alkisah, mako pada maso dahulu memerintahlah seoranng raja yang arif dan bijaksana di daerah iko.
(Alkisah, maka pada masa dahulu memerintahlah seorang raja yang arif dan bijaksana di daerah ini.)

b.Arkian, mako bagindo ajo yang aref bijaksana mempunyai putri yang cantek jelita.
Arkian, maka baginda raja yang arif bijaksana mempunyai putri yang cantik jelita.

c.Syahdan, mako pado suatu ai dataklah ke istana rajo seuyang jantad tua yak bungkuk.
Syahdan, maka pada suatu hari datanglah ke istana raja seorang lelaki tua yang bungkuk.


ADVERBIA DAN KELAS KATA LAIN

Berdasarkan kategori bentuk dasarnya itu, adverbia tunggal masing-masing disebut adverbia deverbal, adverbia deadjektival, advebia denominal, dan adverbia denumeral.

1.            Adverbia Deverbal

Adverbia Deverbal dibentuk dari dasar yang berkategori verba. Dalam contoh berikut berikut adverbia kira-kirasekitarnya, terlalu, dan tahu-tahu masing-masing diturunkan dari verba tiba, kira, lalu, dan tahu.

a.   inyo padek peduli samo sahabatnya.
(Dia terlalu peduli pada sahabatnya.)

b.   Ia akad balek kiro-kiro seminggu lai.
(Ia akan pulang kira-kira seminggu lagi.)

d.           Terlalu copek meneimo laradnyo.
(Terlalu cepat menerima lamarannya.)


2.            Adverbia Deadjektival

Adverbia Deadjektival diturunkan dari adjektiva, baik melalui reduplikasi maupun afiksasi. Adverbia diam-diamsebaiknya, sebenarnya, dan setinggi-tingginyamasing-masing diturunkan dari dasar diam, baik, benar, dan tinggi yang berkategori adjektif.

a.   Diab-diab inyo udah memboli umah untuk ibunyo.
(Diam-diam dia telah membeli rumah untuk ibunya.)

b.   Sebaeknyo kau bekato jujo.
 (Sebaiknya kamu berkata jujur.)

c.Masalah itu sebonanyo sepele.
(Masalah itu sebenarnyo sepele.)

3.            Advebia Denominal

Advebia Denominal dibentuk dari dasar yang berkategori nomina. Adverbiarupanya, agaknya, dan malam-malam dalam contoh berikut, misalnya diturunkan dari kata rupa, agak, naga, dan malam yang berkategori nomina.

a.   Iyo setiok ai pulang malap-malap.
Ia setiap hari pulang malam-malam.

b.   Tanpa didugo upoyo dia terlibat kasus narkoba.
Tanpa diduga rupanya dia terlibat kasus narkoba.

4.            Adverbia Denumeral

Numeralia juga dapat membentuk adverbia. Dalam contoh berikut ini adverbia dua-dua, setengah-setengah, dan sedikit-sedikit, masing-masing diturunkan dari numeralia dua, setengah dan sedikit.

a.   Usah mencintai seseuyang setongah-setongah.
(Jangan mencintai seseorang setengah-setengah.)

b.   Pak Amar sedikik-dikik mengkritik perkataan uyang tu dalab rapat.
Pak Amar sedikit-sedikit mengkritik perkataan orang itu dalam rapat.

c.kalau bekojo usah setongah-setongah.
Kalau bekerja janga setengah-setengah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar